Jumat, 13 Januari 2012

Phobos-Grunt Jatuh Minggu Malam

JAKARTA, KOMPAS.com - Phobos-Grunt, wahana antariksa milik Rusia yang gagal menuju Phobos, bulan Mars, diperkirakan jatuh pada Minggu (15/1/2012) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Demikian hasil prediksi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).


"Hasil ini berdasarkan milik USSTATCOM yang telah kita olah dan prediksikan. Kita prediksi Phobos-Grunt jatuh pada 15 Januari malam pukul 7, tapi masih plus minus 30 jam," kata Tiar Dani, peneliti Matahari dan Antariksa Lapan.

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud jatuh di sini bukanlah jatuh ke Bumi, tapi re-entry ke atmosfer Bumi. Phobos-Grunt dikatakan jatuh ketika memasuki ketinggian 122 km, disebut ketinggian kritis.

"Kalau sudah masuk ke ketinggian tersebut, maka selang waktu tidak sampai satu jam, Phobos-Grunt akan terbakar, pecah dan akhirnya jatuh ke Bumi," papar Tiar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/1/2012).

Prediksi dilakukan dengan instrumen Prack-It, dikembangkan khusus untuk memantau sampah antariksa yang lewat wilayah Indonesia di bawah ketinggian 200 km. Prediksi kali ini memperbaharui prediksi lalu yang menyatakan bahwa Phobos-Grunt akan jatuh Senin (16/1/2012).

"Berdasarkan prediksi, Phobos-Grunt diperkirakan jatuh di Samudera Hindia. Tapi, wilayah Indonesia masih aman. Samudera Hindia yang dimaksud lebih ke wilayah dekat Afrika dan Semenanjung Arab," ungkap Tiar.

Meski demikian, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada. Ada potensi juga Phobos-Grunt jatuh di wilayah Indonesia. Seperti diketahui, pada rentang waktu 9-20 Januari 2012, Phobos-Grunt melewati wilayah Indonesia.

Tiar mengungkapkan, bila mendengar suara ledakan dan melihat benda jatuh, masyarakat dihimbau untuk tidak menyentuh benda tersebut. Sampah Phobos-Grunt memiliki bahan kimia berbahaya yang bisa merusak kulit.

Masyarakat dihimbau untuk melapor ke Lapan jika nantinya wahana Phobos-Grunt jatuh di Indonesia. Jika sampah merusak fasilitas warga, maka warga berhak mendapat ganti rugi dari pihak Rusia dengan melaporkannya dulu ke Lapan.

Dani menuturkan, Lapan terus memantau sampah-sampah antariksa dengan Prack-It. "Jumlah sampah antariksa yang melewati Indonesia dan terdeteksi Prack-It maksimal 10 per menit. Tapi, biasanya mereka terbakar di atmosfer," kata Tiar.


Sumber: Kompas.com

Artikel Menarik Lainnya: